SEKOLAH LAPANG PERTANIAN DESA PODOROTO TAHUN 2025

Selasa, 30 Desember 2025 Jam 12:26:43 Sekdes Podoroto Dilihat 3 Kali
SEKOLAH LAPANG PERTANIAN DESA PODOROTO TAHUN 2025

KEGIATAN SEKOLAH LAPANG PERTANIAN 

TAHUN 2025 

Desa Podoroto memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian, hal ini didukung dengan luasnya lahan pertanian yang ada di Desa Podoroto yang mencakup ± 350 Ha dengan beberapa komoditas hasil pertanian antara lain padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan. Dari beberapa komoditas hasil pertanian tersebut yang paling besar potensinya adalah tanaman padi yang juga sebagai sumber bahan makanan pokok masyarakat kita. Selain potensi lahan, Desa Podoroto juga memiliki potensi yang lain dalam bidang pertanian yakni Sumber Daya Manusia yang berprofesi sebagai petani sebagai pekerjaan utama mayoritas warga desa Podoroto. Mereka tergabung dalam organisasi Kelompok Tani (Poktan) yang ada di masing-masing dusun dan masing-masing Poktan tergabung dalam satu wadah organisasi yang disebut Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui introduksi varietas unggul baru produktivitas tinggi yang di budidayakan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan penyebarluasan PTT melalui Sekolah Lapang (SL). Selain dengan melalui introduksi varietas unggul dan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu, juga terintegrasi dengan program Optimalisasi Lahan Pertanian (OPLAH). Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan produktivitas tanam (misalnya dengan meningkatkan jumlah panen dalam setahun). Selain itu juga menggunakan teknologi dan inovasi (seperti sistem pengairan yang lebih baik) untuk memaksimalkan potensi lahan, termasuk lahan marginal.

Berkenaan dengan Sekolah Lapang Pertanian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Podoroto, BPP Kecamatan Kesamben melalui petugas penyuluh pertanian dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan untuk melakukan pengawalan penerapan teknologi di lapangan. Peran pihak Akademisi sangat dibutuhkan dalam memberikan pendampingan dan informasi tentang perkembangan teknologi bidang pertanian khususnya padi, sehingga petani mendapatkan pengetahuan yang benar tentang tata cara dan penerapan teknologi baru dalam bidang pertanian.

Tujuan Sekolah Lapang Pertanian antara lain:

  • Meningkatkan Kompetensi Petani: Menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dalam mengelola usaha taninya secara lebih profesional dan mandiri.
  • Menerapkan Teknologi Tepat Guna: Mengajarkan petani untuk mengidentifikasi dan menerapkan teknologi pertanian modern, praktik pengelolaan tanah, pengendalian hama terpadu, hingga penggunaan pupuk organik dan hayati secara efisien.
  • Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas: Membantu petani agar usaha taninya menjadi lebih efisien, menghasilkan produktivitas yang tinggi, dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
  • Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan: Mengajarkan petani untuk memanfaatkan sumber daya alam (air, tanah, benih lokal) secara sinergis dan berwawasan lingkungan untuk kelestarian lingkungan.
  • Mengembangkan Potensi Lokal: Menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar untuk produksi pertanian.
  • Meningkatkan Kesejahteraan Petani: Dengan meningkatnya kualitas dan produktivitas pertanian, diharapkan kesejahteraan petani dapat terangkat dan mereka dapat hidup lebih layak.
  • Menciptakan Petani Tangguh: Menyiapkan petani agar mampu menghadapi dinamika dan tantangan pertanian masa kini serta di masa mendatang.

Manfaat Utama Sekolah Lapang Pertanian:

  • Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan: Petani belajar dan mempraktikkan teknik budidaya modern, pengelolaan tanah berkelanjutan, pengendalian hama penyakit tanaman, dan pemilihan varietas yang tepat secara langsung di lahan.
  • Penerapan Teknologi Tepat Guna: Peserta diperkenalkan pada teknologi pertanian terbaru dan cara menggunakannya secara efisien, serta penggunaan pupuk organik dan pengelolaan sumber daya air.
  • Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu (PHT): Petani diajarkan cara menganalisis agroekosistem, sehingga mampu mengelola dan mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida.
  • Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi: Melalui penerapan praktik-praktik baru, diharapkan usaha tani menjadi lebih efisien dan berdaya saing tinggi, sehingga produktivitas dan kualitas hasil pertanian meningkat.
  • Pengambilan Keputusan yang Tepat: Petani dibekali kemampuan untuk mengenali potensi lahan, menyusun rencana usaha, mengidentifikasi dan mengatasi masalah, serta mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi sumber daya yang ada.
  • Platform Berbagi Informasi dan Pengalaman: Sekolah lapang menjadi wadah efektif untuk bertukar informasi dan pengalaman antara sesama petani serta antara petani dengan para ahli pertanian.
  • Peningkatan Kemandirian dan Keberdayaan Petani: Petani menjadi lebih mandiri dalam mengelola usahanya dan lebih siap menghadapi tantangan dan dinamika perubahan di sektor pertanian.
  • Pengembangan Komunikasi dan Kepercayaan Diri: Peserta dilatih untuk mengomunikasikan pendapat secara terstruktur dan meningkatkan kepercayaan diri mereka di hadapan forum diskusi.

Kegiatan Sekolah Lapang (SL) Pertanian tahun 2025 diikuti oleh perwakilan/delegasi dari masing-masing anggota Poktan yang ada di lima dusun dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang petani. 25 orang peserta yang sudah terdaftar nantinya wajib mengikuti semua kegiatan dan materi yang akan disampaikan selama pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) Pertanian tersebut. Dari 25 orang peserta ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan informasi bagi petani-petani yang lain yang ada di Desa Podoroto sehingga informasi dan pengetahuan yang didapatkan dapat tersebar kepada petani yang lain.

Narasumber sekolah lapang pertanian berasal dari kalangan penyuluh pertanian, praktisi pertanian, peneliti pertanian, dosen dari Pihak Akademisi yang mau bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan, dan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Kecamatan Kesamben. Mereka hadir untuk memberikan pengetahuan dan praktik terbaik mengenai standar budidaya, teknologi pertanian, serta strategi peningkatan produksi kepada petani peserta sekolah lapang

Sekolah Lapang (SL) Pertanian tahun 2025 Desa Podoroto dilaksanakan dengan menggunakan anggaran APBDes Tahun 2025 yang bersumber dari Dana Desa (DD) sebesar Rp. 22.000.000,-

Ruang lingkup kegiatan sekolah lapang pertanian meliputi proses belajar mengajar langsung di lahan petani, pengamatan sistematis agro-ekosistem untuk memahami permasalahan, penerapan teknologi yang sesuai, penyusunan rencana usaha, identifikasi dan penanganan masalah pertanian secara terpadu dan berkelanjutan, serta peningkatan keterampilan observasi dan analisis kritis untuk pengambilan keputusan yang lebih baik oleh petani.

Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) Pertanian tahun 2025 Desa Podoroto akan dilaksanakan selama 8 kali pertemuan (tatap muka) dengan interval selama 2 minggu sekali untuk tiap pertemuan. Sehingga perkiraan waktu pelaksanaan adalah selama 4 bulan yang dimulai pada bulan September sampai dengan Desember.

Lokasi pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang (SL) Pertanian tahun 2025 Desa Podoroto akan ditempatkan di “GUBUK TANI” Desa Podoroto sebagai sarana berkumpul dan berdiskusi untuk kegiatan Warga Petani Desa Podoroto.

Metode pembelajaran Sekolah Lapang Pertanian adalah pendekatan pembelajaran non-formal berbasis kelompok, partisipatif, dan langsung di lapangan yang mengajarkan petani untuk memecahkan masalah, bereksperimen, dan mengambil keputusan secara mandiri dengan menerapkan praktik pertanian yang lebih baik. Metode ini memanfaatkan objek nyata (lahan petani) sebagai media belajar, melibatkan fasilitator atau penyuluh, dan bersifat andragogi (pembelajaran untuk orang dewasa) untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.


Komentar

blog comments powered by Disqus